Kisah Dan Cerita Lucu Abu Nawas Menampar Pipi Raja

http://ceritalucu-abunawas.blogspot.com/


Cerita Lucu Abu Nawas - Pada suatu hari, Abu Nawas singgah di rumah kenalannya, seorang Yahudi. Di sana tengah berlangsung permainan musik yg meriah. Banyak orang yg menonton sehingga suasana begitu meriah. Semua tamu yg hadir terlibat dlam permainan musik indah itu, termasuk Abu Nawas yg baru aja masuk.
Ada yg bermain kecapi, ada yg menari-nari dan sebagainya, semuanya bersuka ciata.

Ketika para tamu sudah kehausan, tuan rumah menyuguhkan kopi kepada para hadirin. Masing-maisng mendapat secangkir kopi, termasuk Abu Nawas.
Ketika Abu Nawas hendak meminum kopi itu, dia ditampar oleh si Yahudi. Namun karena sudah terlanjur larut dalam kegembiraan, hal itu tak dia hiraukan dan diangkatnya lagi cangkirnya, tapi lagi-lagi ditampar.

Ternyata tamparan yg diterima Abu Nawas pada malam itu cukup banyak sampai acara selesai sekitar pukul 2 dini hari.

Di tengah jalan, baru terpikir oleh Abu Nawas,
"Jahat benar perangai Yahudi itu, main tampar aja. Kelakuan seperti itu tak boleh dibiarkan berlangsung lama di Baghdad. Tapi, apa dayaku hendak melarangnya?" pikirnya dlam hati.
"Ahaa..aku ada akal," guman Abu Nawas selanjutnya.

Keesokan harinya, Abu Nawas menghadap Raja Harun Ar-Rasyid di istana.
"Tuanku, ternyata di negeri ini ada suatu permainan yg belum pernah hamba kenal, sangat aneh," lapor Abu Nawas.
"Di mana tempatnya?" tanya Baginda.
"Di tepi hutan sana Baginda," kata Abu Nawas.
"Mari kita lihat," ajak Baginda.
"Nanti malam kita pergi berdua aja dan Tuanku memakai pakaian santri," ucap Abu Nawas.

Setlah Shalat Isya, maka berangkatlah Baginda dan Abu Nawas ke rumah Yahudi itu.
Ketika sampai di sana, kebetulan si Yahudi sedang asyik bermain musik dengn teman-temannya, maka Baginda pun dipersilahkan duduk.
Ketika diminta tuk menari, Baginda menolak sehingga dia dipaksa dan ditampar pipinya kanan kiri.

Sampai di situ Baginda baru sadar bahwa dia tlah dipermainkan oleh Abu Nawas.
Tapi apa daya dia tak mampu melawan orang sebanyak itu.

Maka, menarilah Baginda sampai keringat membasahi seluruh tubuhnya yg gendut itu. Setlah itu barulah diedarkan kopi kepada semua tamu, dan melihat hal itu, Abu Nawas meminta izin tuk keluar ruangan dengn alasan akan pergi ke kamar mandi tuk kencing.

"Biar Baginda merasakan sendiri peristiwa itu, karena salahnya sendiri tak pernah mengetahui keadaan rakyatnya dan hanya percaya kepada laporan para menteri," pikir Abu Nawas dlam hati sembari meluncur pulang ke rumahnya.

Tatkala hendak mengangkat cangkir kopi ke mulutnya, Baginda ditampar oleh si Yahudi itu. Ketika dia hendak mengangkat kopi cangkirnya lagi, dia pun terkena tamparan lagi begitu seterusnya hingga Baginda belum pernah mencicipi barang sedikit aja kopi yg disuguhkan.,

Pada pagi harinya, setlah bangun tidur, Baginda Raja Harun Ar-Rasyid memerintahkan seorang pelayan istana tuk memanggil Abu Nawas.
"Wahai Abu Nawas, baik sekali perbuatanmu tadi malam, engkau biarkan diriku dipermalukan seperti itu," kata Baginda.
"Mohon ampun wahai Baginda Raja, pada malam sebelumnya hamba tlah mendapat perlakuan yg sama seperti itu. Apabila hal itu hamba laporkan secara jujur, pasti Baginda tak akan percaya. Dari itu, hamba bawa Baginda ke sana agar mengetahui dengn kepala sendiri perilaku rakyat yg tak senonoh itu," jawab Abu Nawas membela diri.

Baginda tak bisa membantah ucapan Abu Nawas, lalu disuruhnya beberapa pengawal tuk memanggil si Yahudi itu.
"Wahai Yahudi, apa sebabnya engkau menampar aku tadi malam," tanya Baginda marah.
"Wahai Tuanku, sesungguhnya hamba tak tahu jika malam itu adalah Tuanku. Jika sekiranya hamba tahu, hamba tak akan berbuat seperti itu," jawab si Yahudi membela diri.

Apa daya, pembelaan Yahudi tak disetujui oleh Baginda. Karena menampar orang termasuk perbuatan maksiat dan Baginda harus mengambil tindakan tegas karenanya.
"Sekarang terimalah pembalasanku," kata Baginda.
"Ampunilah hamba, Tuanku," ucap si Yahudi.

Segera aja Baginda memerintahkan para prajurit tuk memasukkan si Yahudi ke dlam penjara.
Sejak saat itu Raja Harun amat memperhatikan rakyatnya. Dia berterimakasih atas laporan yg diberikan oleh Abu Nawas tersebut.